Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (2:45)
(Yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb mereka dan bahwa mereka hanya akan kembali kepadaNYA (2: 46)
Perintah shalat Allah berikan kepada nabi Muhammad SAW pada waktu Isra dan Mi’raj (perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke masjid AlAqsha menuju Sidratul Muntaha, tempat dimana Allah berada) peristiwa ini merupakan hiburan bagi Nabi Muhammad SAW
Pada saat itu Nabi Muhammad kehilangan 2 orang yang selama ini menjadi penopang dan pendukung dakwahnya yaitu Abu Thalib pamannya dan Siti Khadijah istrinya pada saat kehilangan dua orang yang paling mendukung dalam dakwah ini beliau berdakwah ke Thaif untuk mengajak kepada Islam, kemudian di Thaif malah dilempari dengan batu hingga Allah mengizinkan RasulNYa yang mulia ini untuk berdarah,
Pada saat sedih inilah Allah menurunkan perintah shalat, shalat yang seperti dalam ayat diatas dapat menjadi sarana untuk menggapai pertolongan Allah melalui shalat yang khusyuk. Shalat yang khusyuk adalah shalat yang membawa ketenangan kepada yang melaksanakannya. Shalat yang menjadi penyejuk dari hiruk pikuk dunia.
Oleh karena itu, ibadah shalat yang mampu melahirkan hikmah pensucian jiwa dan ketentraman, apabila dilakukan dengan penuh kekhusyukan, mentadabburkan gerakan dan ucapan yang terkandung di dalamnya, penuh ketenangan dan dengan tafakkur yang sesungguhnya. Maka ia akan keluar dari ibadah dengan merasakan kenikmatannya, terwarnai dengan nilai-nilai keta’atan dan mendapatkan cahaya ma’rifatullah (Mengenal Allah.
Inilah yang pernah dilakukan oleh salafusshalih termasuk di dalamnya Ibnu Zubair ra. Mereka laksana tiang yang berdiri tegak karena kekhusyukannya. Mereka terbius dengan kerinduannya akan Rabbnya dan mereka asyik berkomunikasi dengan Sang Khalik tanpa terganggu dengan suara makhluk-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar