Kamis, 16 September 2010

TAUHID inti ajaran Islam

TAUHID

NABI IBRAHIM AS mencari Tuhan, pada waktu malam hari dia melihat bintang, lalu dia berkata "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." , Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

Itulah sebagian kisah Nabi Ibrahim yang mencari Tuhan yang sebenarnya, yang dalam Alquran di jelaskan dalam surat Al Anam : 74 – 79 dibawah ini :

Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
(Al An'aam 74-79)

Bulan, Matahari bukanlah Tuhan, benda langit tersebut beredar karena kehendak Allah, Tuhan pencipta alam semesta,  seperti disebutkan dalam surat Yaasin :

Dan Matahari berjalan ditempat peredarannya (porosnya). Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui (Yaasin : 38)
Dan telah kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredarannya yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. (Yaasin : 39)
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (Yaasin : 40)

1. Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah. ( al-Baqarah 163 Muhammad 19 ).Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam, sehingga oleh karenanya Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan. Bahkan gerakan-gerakan pemurnian Islam terkenal dengan nama gerakan muwahhidin ( yang memperjuangkan tauhid ).  Dalam perkembangan sejarah kaum muslimin, tauhid itu telah berkembang menjadi nama salah satu cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah

2. Ajaran Tauhid bukan hanya ajaran Nabi Muhammad saw, tetapi merupakan ajaran     setiap nabi / rasul yang diutus Allah SWt. ( al-Anbiya' 25 ).
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."  (Al anbiya : 25)
   Nabi Nuh mengajarkan tauhid ( al-A'raf 59 ).
59. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).
Nabi Hud mengajarkan tauhid ( Hud 50 ).
50. Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.
Nabi Shalih mengajarkan tauhid ( Hud 61 ).
61. Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Nabi Syu'aib mengajarkan tauhid ( Hud 84 ).
84. Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."
Nabi Musa mengajarkan tauhid ( Thoha 13-14 ).
13. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Nabi Ibrahim, Ishaq dan Ismail juga mengajarkan tauhid ( al-Baqarah 133 ). 
133. Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".  
Dalam Alquran pendidikan yang diajarkan kepada anak yang terutama adalah ajaran tauhid :
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (Luqman : 13)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Luqman : 14)
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman : 15)

3. Urgensi tauhid dalam Islam dapat dilihat antara lain dari :
a. Sejarah perjuangan Rasulullah saw, dimana hampir selama periode Makkah Rasulullah saw mengerahkan usahanya untuk membina tauhid ummat Islam. Rasul selalu menekankan tauhid dalam setiap ajarannya, sebelum seseorang diberi pelajaran lain, maka tauhid ditanamkan lebih dahulu kepada mereka.
Dalam Alquran Kisah Lukman yang mendidik anaknya, ajaran ditanamkan adalah tauhid, yang terdapat dalam  surat Luqman 13 -14 :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 13 – 14)

b. Setiap ajaran yang menyangkut ? ibadah mahdloh umpamanya senantiasa mencerminkan jiwa tauhid itu, yakni dilakukan secara langsung tanpa perantara.
c. Setiap perbuatan yang bertentangan dengan jiwa dan sikap tauhid yaitu perbuatan syirik dinilai oleh al-Qur'an sebagai : Dosa yang paling besar : ( an-Nisa' 48 ).  Kesesatan yang paling fatal, ( an-Nisa'116 ).  Sebab diharamkannya masuk sorga ( al-Maidah 72 ).  Dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT ( an-Nisa' 48 ).
4. Manifestasi Tauhid :
I'tikad dan keyakinan tauhid mempunyai konsekuensi bersikap tauhid dan berfikir tauhid seperti ditampakkan pada :
a. Tauhid dalam ?ibadah dan do'a.  Yaitu tidak ada yang patut disembah kecuali hanya Allah dan tidak ada dzat yang pantas menerima dan memenuhi do'a kecuali hanya Allah. ( Al-Fatihah 5 ).
b. Tauhid dalam mencari nafkah dan berekonomi.  Yaitu tidak ada dzat yang memberi rizki kecuali hanya Allah  ( Hud 6 ). Dan pemilik mutlak dari seluruh apa yang ada adalah Allah SWT. QS.( al-Baqarah 284, an-Nur 33 ).
c. Tauhid dalam melaksanakan pendidikan dan da'wah.  Yaitu bahwa yang menjadikan seseorang itu baik atau buruk hanyalah Allah SWT.  Dan hanya Allah yang mampu memberikan petunjuk kepada seseorang ( al-Qoshosh 56, an-Nahl 37 ).
d. Tauhid dalam berpolitik.  Yaitu penguasa yang Maha Muthlaq hanyalah Allah SWT. ( al-Maidah 18, al-Mulk 1 ). Dan seseorang hanya akan memperoleh sesuatu kekuasaan karena anugerah Allah semata-mata ( Ali-?Imran 26 ). Dan kemulyaan serta kekuasaan hanyalah kepunyaan Allah SWT.( Yunus 65 ).
e. Tauhid dalam menjalankan hukum.  Bahwa hukum yang benar adalah hukum yang datang dari Allah SWT. Serta sumber kebenaran yang muthlaq adalah Allah SWT. ( Yusuf 40 dan 67  ).
f. Tauhid dalam sikap hidup secara keseluruhan, bahwa tidak ada yang patut ditakuti kecuali hanya Allah. ( at-Taubah 18, al-Baqarah 150 ).  Tidak ada yang patut dicintai kecuali hanya Allah ( dalam arti yang absolut ) ( at-Taubah 24 ).  Tidak ada yang dapat menghilangkan kemudharatan kecuali hanya Allah. ( Yunus 107 ).  Tidak ada yang memberikan karunia kecuali hanya Allah. ( Ali-?Imran 73  ).  Bahkan yang menentukan hidup dan mati seseorang hanyalah Allah SWT. ( Ali-?Imran 145 ).
g. Sampai pada ucapan sehari-hari yang senantiasa dikembalikan kepada Allah seperti :  Mengawali pekerjaan yang baik dengan Bismillah = atas nama Allah.  Mengakhiri pekerjaan dengan sukses membaca Alhamdulillah = segala puji bagi Allah.  Berjanji dengan ucapan Insya Allah = kalau Allah menghendaki.  Bersumpah dengan WAllahi, BIlahi, TAllahi = demi Allah.  Menghadapi sesuatu kegagalan dengan Masya Allah = semua berjalan atas kehendak Allah.  Mendengar berita orang yang meninggal dunia dengan Inna LIlahi Wa Inna Ilaihi raji'un = kami semua milik Allah dan kami semua akan kembali kepada Allah.  Memohon perlindungan dari sesuatu keadaan yang tidak baik dengan ucapan A'udzu bIlahi mindzalik =  aku berlindung kepada Allah dari keadaan demikian ????????..Mengagumi sesuatu dengan ucapan Subhanallah = Maha Suci Allah. Terlanjur berbuat khilaf dengan ucapan, Astaghfirullah = aku mohon ampun kepada Allah dan lain-lain.
h. Berhindar dari kepercayaan-kepercayaan, serta sikap-sikap yang dapat mengganggu jiwa dan ruh tauhid seperti :  Mempercayai adanya azimat, takhyul, pelet, meminta-minta kepada selain Allah, mengkultuskan sesuatu selain Allah, melakukan tasybih, musyabihah ( antrofomorfisme ) yaitu menganggap Allah berjisim dan lain-lain.
5. Tauhid yang murni akan melahirkan satu sikap yang tunduk dan patuh kepada Allah, yang disebut al-Qur,an dengan sikap sami'na wa atho'na yaitu kami dengar dan kami patuh. Dan kepada mereka yang tidak patuh dinilai sebagai orang yang mengilah-kan hawa nafsu ( al-Jasiyah 23 ).









Pentingnya Niat lurus dan Kebersihan hati


Syahdan, ketika hari kiamat datang, Allah menjumpai hamba-Nya untuk menghukumi mereka. Maka yang pertama kali di panggilnya adalah orang-orang yang  mengumpulkan Al-Quran, orang-orang yang berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang banyak hartanya. Lalu Allah berfirman kepada para pembaca dan penghafal Al-Quran,

"Bukankah Aku telah mengajari kalian apa yang telah Aku turunkan melalui Rasul-Ku."

Para pembaca dan penghafal Al-Quran menjawab, "Ya, wahai Rabb kami."

Allah berfirman, "Lalu apa yang kalian perbuat dengan apa yang telah kalian ketahui itu."

Para pembaca dan penghafal Al-Quran menjawab, "Kami telah melaksanakannya siang dan malam."

Lalu Allah berfirman kepadanya, "Kalian telah berbohong." Lebih lanjut Allah berfirman, "Memang kalian telah melakukannya, namun semua itu karena kalian ingin disebut Si Fulan adalah seorang qari dan hal itu telah kalian dapatkan dari orang-orang sewaktu kalian di dunia."

Kemudian didatangkanlah orang-orang yang memiliki harta. Kepada mereka Allah berfirman, "Bukankah Aku telah memberikan kelapangan kepada kalian hingga Aku tidak membiarkan kalian butuh kepada siapapun."

Mereka menjawab, "Ya, wahai Rabb kami."

Allah berfirman, "Lalu apakah yang telah kalian lakukan dari apa yang telah Aku berikan kepada kalian."

Mereka menjawab, "Kami telah menjalin hubungan keluarga dan bersedekah."

Lalu Allah berfirman kepada mereka, "Kalian telah berbohong." Dan malaikat pun menimpalinya, "Kalian telah berbohong." Lalu Allah melanjutkan, "Semua ini kalian lakukan lantaran kalian ingin disebut Si Fulan adalah orang dermawan dan hal itu telah dikatakan orang-orang kepada kalian."

Selanjutnya didatangkanlah orang-orang yang terbunuh di jalan Allah. Allah berfirman kepadanya, "Dalam hal apa kalian terbunuh."

"Kami telah diperintah jihad di jalan-Mu. Lalu kami pun memenuhi panggilan-Mu itu. Kami berperang di jalan-Mu hingga kami menemui ajal kami," jawab mereka.

Allah berfirman kepada mereka, "Kalian telah berbohong."

"Ya, kalian telah berbohong," Malaikat pun ikut menyahut.

Allah kembali berfirman kepada mereka, "Kalian melakukannya karena kalian ingin disebut Si Fulan adalah seorang pemberani, dan hal itu telah dikatakan orang-orang kepada kalian."

Di akhir cerita. Rasulullah menepuk lutut sahabat Abia Hurairah sambil bersabda, "Wahai Abü Hurairah, tiga golongan inilah makhluk Allah yang pertama kali dibakar di neraka."



Dan sungguh Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka nyatakan (Alqashash : 69) 

Teman-teman yang baik, pernahkan kita memikirkan apa maksud dari yang kita perbuat. Sungguh Allah maha tahu niat dari semua perbuatan yang kita buat apakah itu yang baik, maupun niat yang buruk, tak ada satupun yang luput dari pengetahuannya. Ternyata perbuatan yang baik harus dilandasi dengan niat yang baik dan bersih dari segala niat lain, kecuali perbuatan baik itu hanya untuk Allah SWT , siang malam melakuakan kebaikan apapun bisa jadi tidak diterima amal tersebut karena ada maksud lain, selain Allah SWT dalam surat Ali Imran : 145 Allah SWT berfirman "Dan siapa yang ingin balasan di dunia, Kami berikan daripadanya, Dan siapa yang ingin balasan di akhirat, Kami berikan juga daripadanya, Ada juga sebuah hadits populer yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari : "Sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang mendapat apa yang diniatkannya".  sebuah kisah inspiratif seperti ini :

”Ada seorang ustadz yang menemukan bahwa sebuah pohon disembah oleh warga kampung, singkat cerita sang ustadz berusaha untuk menebang pohon dengan niat untuk menghilangkan kemusyrikan di kampung tersebut,  kemudian muncul setan dari dalam pohon tersebut, maka terjadilah duel antara setan tersebut dan sang ustadz, setelah terjadi duel yang sengit maka sang ustadz memenangkan duel tersebut maka hilanglah kemusyrikan dikampung tersebut, suatu saat dikampung yang lainnya terjadi juga penyembahan terhadap sebuah pohon oleh masyarakat desa tersebut, seorang saudagar menjanjikan imbalan harta kepada orang yang bisa menebang pohon tersebut, maka dipanggillah sang ustad untuk menebang pohon tersebut dengan dijanjikan imbalan harta, singkat cerita dari pohon tersebut keluarlah setan yang kemudian berduel dengan ustadz tersebut, singkat cerita sang ustad kalah berduel dengan setan tersebut”.

Apa yang dapat kita ambil pelajaran dari kisah diatas, dalam kisah yang pertama sang ustadz menang dalam duel tersebut karena semua itu dia lakukan hanya untuk Allah SWT, tidak ada yang diharapkan oleh sang ustadz kecuali mengharap ridha Allah, sedangkan pada duel di pohon kedua sang ustadz melakukan duel tersebut bukan karena Allah SWT, tetapi karena harta yang dijanjikan oleh saudagar dikampung tersebut, sehingga sang ustadz kalah.

Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran betapa niat itu sangat tinggi nilainya dan sangat menentukan berhasil atau tidaknya perbuatan kita. Allah tahu isi hati kita, seandaianya kita belum bisa ikhlas mudah2 Allah menggerakkan kita berbuat baik dan mudah2an Allah mengaruniakan keikhlasan dalam diri kita dalam perbuatan itu.

Wahai yang maha tahu segala isi hati, ampuni jikalau apa yang kami perbuat belum murni hanya untuk MU, ampuni seandainya hati ini masih mengharapakan sesuatu yang lain selain dari rahmat dan kasih sayang MU, tunjukkanlah kami jalan-jalanMU dan cukupkan segala perilaku dan perbuatan kami lurus hanya berharap dan untuk MU

Untuk menambah khasanah tentang keikhlasan ada baiknya kita membaca kitab riyadhus shalihin karangan Imam nawawi, Bab ikhlas adalah bab pertama dalam buku karangan Imam Nawawi Riyadhus Shalihin, saya lampiran bab ikhlas hadits pertama dan kedua sebagai berikut :

Riyadhus Shalihin
-Imam An-Nawawi-
Bab 1: Keikhlasan Dan Menghadhirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Ucapan Dan Keadaan Yang Nyata Dan Yang Samar
Dari Amirul mu'minin Abu Hafs yaitu Umar bin Al-khaththab bin Nufail bin Abdul 'Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin 'Adi bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib al- Qurasyi al-'Adawi رضي الله عنه berkata: Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda : [3] "Hanyasanya semua amal perbuatan itu dengan disertai niat-niatnya dan hanyasanya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itupun kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu untuk harta dunia yang hendak diperolehinya, ataupun untuk seorang wanita yang hendak dikawininya, maka hijrahnyapun kepada sesuatu yang dimaksud dalam hijrahnya itu." (Muttafaq (disepakati) atas keshahihannya Hadis ini)
Diriwayatkan oleh dua orang imam ahli Hadis yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Almughirah bin Bardizbah Alju'fi Albukhari, - lazim disingkat dengan Bukhari saja -dan Abulhusain Muslim bin Alhajjaj bin Muslim Alqusyairi Annaisaburi, - lazim disingkat dengan Muslim saja - radhiallahu 'anhuma dalam kedua kitab masing- masing yang keduanya itu adalah seshahih-shahihnya kitab Hadis yang dikarangkan.

[3] Saidina Umar bin Khaththab r.a. itu adalah seorang khalifah dari golongan Rasyidin yang pertama kali menggunakan sebutan Amirul mu'minin pemimpin sekalian kaum mu'minin. Beliau adalah khalifah kedua sepeninggal Rasulullah صلی الله عليه وسلم Panggilan Amirul mu'minin itu lalu dicontoh dan diteruskan oleh khalifah Usman dan Ali radhiallahu 'anhuma, juga oleh para khalifah Bani Umayyah, Bani Abbas dan selanjutnya. Jadi di zaman khalifah Abu Bakar sebutan di atas belum digunakan. Adapun Abu Hafs itu adalah gelar kehormatan bagi Sayidina Umar r.a. Abu artinya bapak, sedang hafs artinya singa. Beliau r.a. memperoleh gelar Bapak Singa, sebab memang terkenal berani dalam segala hal, seperti dalam menghadapi musuh di medan perang, dalam menegakkan keadilan di antara seluruh rakyatnya dan tanpa pandang bulu dalam meneterapkan hukuman kepada siapapun. Ringkasnya yang salah pasti ditindak dengan keras, sedang yang teraniaya dibela dan dilindungi.
Nomor: 1
Sumber: riyadhus-shalihin
Penjelasan:
Hadis di atas adalah berhubungan erat dengan persoalan niat. Rasulullah صلی الله عليه وسلم menyabdakannya itu ialah kerana di antara para sahabat Nabi صلی الله عليه وسلم sewaktu mengikuti untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah, semata-mata sebab terpikat oleh seorang wanita yakni Ummu Qais. Beliau صلی الله عليه وسلم mengetahui maksud orang itu, lalu bersabda sebagaimana di atas.
Oleh kerana orang itu memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan maksud yang terkandung dalam hatinya, meskipun sedemikian itu boleh saja, tetapi sebenarnya tidak patut sekali sebab saat itu sedang dalam suasana yang amat genting dan rumit, maka ditegurlah secara terang-terangan oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم
Bayangkanlah, betapa anehnya orang yang berhijrah dengan tujuan memburu wanita yang ingin dikawin, sedang sahabat beliau صلی الله عليه وسلم yang lain-lain dengan tujuan menghindarkan diri dari amarah kaum kafir dan musyrik yang masih tetap berkuasa di Makkah, hanya untuk kepentingan penyebaran agama dan keluhuran Kalimatullah.
Bukankah tingkah-laku manusia sedemikian itu tidak patut sama-sekali.
Jadi oleh sebab niatnya sudah keliru, maka pahala hijrahnyapun kosong. Lain sekali dengan sahabat-sahabat beliau صلی الله عليه وسلم yang dengan keikhlasan hati bersusah payah menempuh jarak yang demikian jauhnya untuk menyelamatkan keyakinan kalbunya, pahalanyapun besar sekali kerana hijrahnya memang dimaksudkan untuk mengharapkan keridhaan Allah dan RasulNya. Sekalipun datangnya Hadis itu mula-mula tertuju pada manusia yang salah niatnya ketika ia mengikuti hijrah, tetapi sifatnya adalah umum. Para imam mujtahidin berpendapat bahwa sesuatu amal itu dapat sah dan diterima serta dapat dianggap sempurna apabila disertai niat. Niat itu ialah sengaja yang disembunyikan dalam hati, ialah seperti ketika mengambil air sembahyang atau wudhu', mandi shalat dan lain-lain sebagainya.
Perlu pula kita maklumi bahwa barangsiapa berniat mengerjakan suatu amalan yang bersangkutan dengan ketaatan kepada Allah ia mendapatkan pahala. Demikian pula jikalau seseorang itu berniat hendak melakukan sesuatu yang baik, tetapi tidak jadi dilakukan, maka dalam hal ini orang itupun tetap juga menerima pahala. Ini berdasarkan Hadis yang berbunyi:
"Niat seseorang itu lebih baik daripada amalannya."
Maksudnya: Berniatkan sesuatu yang tidak jadi dilakukan sebab adanya halangan yang tidak dapat dihindarkan itu adalah lebih baik daripada sesuatu kelakuan yang benar-benar dilaksanakan, tetapi tanpa disertai niat apa-apa.
Hanya saja dalam menetapkan wajibnya niat atau tidaknya,agar amalan itu menjadi sah, maka ada perselisihan pendapat para imam mujtahidin. Imam-imam Syafi'i,Maliki dan Hanbali mewaibkan niat itu dalam segala amalan, baik yang berupa wasilah yakni perantaraan seperti wudhu', tayammum dan mandi wajib, atau dalam amalan yang berupa maqshad (tujuan) seperti shalat, puasa, zakat, haji dan umrah. Tetapi imam Hanafi hanya mewajibkan adanya niat itu dalam amalan yang berupa maqshad atau tujuan saja sedang dalam amalan yang berupa wasilah atau perantaraan tidak diwajibkan dan sudah dianggap sah.
Adapun dalam amalan yang berdiri sendiri, maka semua imam mujtahidin sependapat tidak perlunya niat itu, misalnya dalam membaca al-Quran, menghilangkan najis dan lain-lain.
Selanjutnya dalam amalan yang hukumnya mubah atau jawaz (yakni yang boleh dilakukan dan boleh pula tidak), seperti makan-minum, maka jika disertai niat agar kuat beribadat serta bertaqwa kepada Allah atau agar kuat bekerja untuk bekal dalam melakukan ibadat bagi dirinya sendiri dan keluarganya, tentulah amalan tersebut mendapat pahala, sedangkan kalau tidak disertai niat apa-apa, misalnya hanya supaya kenyang saja, maka kosonglah pahalanya.

Riyadhus Shalihin
-Imam An-Nawawi-
Bab 1: Keikhlasan Dan Menghadhirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Ucapan Dan Keadaan Yang Nyata Dan Yang Samar
Dari Ummul mu'minin yaitu ibunya - sebenarnya adalah bibinya - Abdullah yakni Aisyah رضي الله عنها, berkata: Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: "Ada sepasukan tentera yang hendak memerangi - menghancurkan - Ka'bah, kemudian setelah mereka berada di suatu padang dari tanah lapang lalu dibenamkan-dalam tanah tadi -dengan yang pertama sampai yang terakhir dari mereka semuanya."
Aisyah bertanya: "Saya berkata, wahai Rasulullah, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, sedang di antara mereka itu ada yang ahli pasaran - maksudnya para pedagang - serta ada pula orang yang tidak termasuk golongan mereka tadi - yakni tidak berniat ikut menggempur Ka'bah?"
Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab: "Ya, semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, kemudian nantinya mereka itu akan diba'ats - dibangkitkan dari masing- masing kuburnya - sesuai niat-niatnya sendiri - untuk diterapi dosa atau tidaknya.
Disepakati atas Hadis ini (Muttafaq 'alaih) - yakni disepakati keshahihannya oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim - Lafaz di atas adalah menurut Imam Bukhari.
Nomor: 2
Sumber: riyadhus-shalihin
Penjelasan:
Sayidah Aisyah diberi gelar Ummul mu'minin, yakni ibunya sekalian orang mu'min sebab beliau adalah isteri Rasulullah صلی الله عليه وسلم, jadi sudah sepatutnya. Beliau juga diberi nama ibu Abdullah oleh Nabi صلی الله عليه وسلم, sebenarnya Abdullah itu bukan puteranya sendiri, tetapi putera saudarinya yang bernama Asma'. Jadi dengan Sayidah Aisyah, Abdullah itu adalah kemanakannya. Adapun beliau ini sendiri tidak mempunyai seorang puterapun.
Dari uraian yang tersebut dalam Hadis ini, dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang shalih, jika berdiam di lingkungan suatu golongan yang selalu berkecimpung dalam kemaksiatan dan kemungkaran, maka apabila Allah Ta'ala mendatangkan azab atau siksa kepada kaum itu, orang shalih itupun pasti akan terkena pula. Jadi Hadis ini mengingatkan kita semua agar jangan sekali-kali bergaul dengan kaum yang ahli kemaksiatan, kemungkaran dan kezaliman.
Namun demikian perihal amal perbuatannya tentulah dinilai sesuai dengan niat yang terkandung dalam hati orang yang melakukannya itu.
Mengenai gelar Ummul mu'minin itu bukan hanya khusus diberikan kepada Sayidah Aisyah رضي الله عنها belaka, tetapi juga diberikan kepada para isteri Rasulullah صلی الله عليه وسلم yang lain-lain.

Menggapai pertolongan Allah

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (2:45)

(Yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb mereka dan bahwa mereka hanya akan kembali kepadaNYA (2: 46)

Perintah shalat Allah berikan kepada nabi Muhammad SAW pada waktu Isra dan Mi’raj (perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke masjid AlAqsha menuju Sidratul Muntaha, tempat dimana Allah berada) peristiwa ini merupakan hiburan bagi Nabi Muhammad SAW

Pada saat itu Nabi Muhammad kehilangan 2 orang yang selama ini menjadi penopang dan pendukung dakwahnya yaitu Abu Thalib pamannya dan Siti Khadijah istrinya pada saat kehilangan dua orang yang paling mendukung dalam dakwah ini beliau berdakwah ke Thaif untuk mengajak kepada Islam, kemudian di Thaif malah dilempari dengan batu hingga Allah mengizinkan RasulNYa yang mulia ini untuk berdarah,

Pada saat sedih inilah Allah menurunkan perintah shalat, shalat yang seperti dalam ayat diatas dapat menjadi sarana untuk menggapai pertolongan Allah melalui shalat yang khusyuk. Shalat yang khusyuk adalah shalat yang membawa ketenangan kepada yang melaksanakannya. Shalat yang menjadi penyejuk dari hiruk pikuk dunia.
Oleh karena itu, ibadah shalat yang mampu melahirkan hikmah pensucian jiwa dan ketentraman, apabila dilakukan dengan penuh kekhusyukan, mentadabburkan gerakan dan ucapan yang terkandung di dalamnya, penuh ketenangan dan dengan tafakkur yang sesungguhnya. Maka ia akan keluar dari ibadah dengan merasakan kenikmatannya, terwarnai dengan nilai-nilai keta’atan dan mendapatkan cahaya ma’rifatullah (Mengenal Allah.
Inilah yang pernah dilakukan oleh salafusshalih termasuk di dalamnya Ibnu Zubair ra. Mereka laksana tiang yang berdiri tegak karena kekhusyukannya. Mereka terbius dengan kerinduannya akan Rabbnya dan mereka asyik berkomunikasi dengan Sang Khalik tanpa terganggu dengan suara makhluk-Nya.

Hati yang tenang

Sungguh, orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami Allah’, kemudian teguh pendiriannya (istiqamah), akan turun kepada mereka para malaikat yang berkata,’Janganlah kalian takut dan bersedih. Bergembiralah dengan surga yang dijanjikan kepada kalian (41: 30)

Sahabat-Sahabat sekalian, Tuhan kita hanya satu, Allah, Tuhan pencipta alam semesta, Tuhan yang maha tahu segala isi hati, ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa jikalau Tuhan kita adalah Allah maka niscaya hati kita tidak akan pernah takut dan bersedih dan Allah menjanjikan surga bagi kita.
Lalu mengapa hati kita masih resah, gelisah dan tidak tenang, salah satu sebabnya bisa jadi kita masih menuhankan “Tuhan” lain selain Allah.

Mungkin kita masih menuhankan dunia, kita masih risau dan berharap dengan dunia, masih menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dunia, dunia masih ada di hati kita, atau mungkin kita masih berharap kepada makhluk, masih kurang yakin bahwa makhluk itu sepenuhnya dalam kekuasaan Allah, kalau Allah menghendaki tiada daya dan upaya yang bisa dilakukan makhluk kecuali atas izin Allah SWT.

Bolehkah kita mencari dunia? Tentu saja kita boleh, Islam sendiri mengajarkan dalam surat Al Jumuah ayat 10 apabila telah selesai shalat maka carilah karunia Allah dimuka bumi. Disini Islam mengajarkan keseimbangan anatara dunia dan akhirat. Yang dapat membuat hati kita resah adalah apabila mencari dunia tidak disandarkan kepada Allah, dunia ada dihati bukan ditangan, resah, gelisah dan takut kehilangan dengan dunia.

Lalu bagaimana supaya hati tentram dan tidak bersedih ?. Orang-orang yang dekat dengan Allah (waliyullah atau kekasih-kekasih Allah) adalah orang-orang yang menyandarkan kecintaan yang terbesar hanya kepada Allah, orang-orang yang yakin dan percaya setiap kejadian ada Allah yang mengaturnya, orang-orang yang tidak risau dan gelisah dengan segala problema hidup karena yakin akan pertolongan Allah, orang yang beribadah kepada Allah seolah-olah mereka ditatap oleh Allah.

Hati kita terbatas untuk mencintai sesuatu. Allah SWT dalam bahasa sufi adalah Maha Pencemburu, tidak mau diduakan oleh yang lainnya di dalam hati. Dosa yang tidak diampuni adalah dosa syirik (menduakan Allah). Tidak bisa ada ketentraman dihati kalau dihati ini masih lebih cinta dunia, lebih berharap kepada mahluk dan kurang yakin dengan jaminan Allah

Dalam surat Al Ahzab ayat 4, Allah berfirman ”Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam satu rongganya”, ayat tersebut bahwa hati manusia pasti memiliki kecenderungan, misal manusia cinta dunia dan cinta Allah, pasti ada satu yang lebih dicintai. Manusia tidak akan bisa sampai kepada cinta Allah kecuali dengan pertolongan Allah, Allahlah yang Maha Pengasih dan Penyayang  yang dengan izin dan kehendaknya menyampaikan seorang hamba kepada cinta dan harapan hanya kepadaNYA

Mudah-mudahan Allah SWT mengangkat derajat kita melalui Ramadhan ini menjadi kekasih-kekasih Allah yang selalu dilindungi dan tiada rasa takut dan gelisah dalam hati dengan menjadikan cinta dan harapan kita hanya kepada Allah. AMIN

Hakikat Kehidupan dan Kematian

“Yang menciptakan mati dan hidup supaya Dia mengujimu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.“ (Qs. Al-Mulk:2)

Wahai yang Maha Mengetahui segala isi hati, luruskan niat menulis ini hanya untukMU

Hidup ini adalah perjalanan, Allah menciptakan hidup dan mati salah satunya untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya, diciptakan manusia untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya,

dalam setiap kejadian di dunia ini kita selalu bisa memilih apa yang kita lakukan, apakah kita akan berbuat baik atau sebaliknya.

Allah mengilhamkan potensi baik dan potensi buruk dalam diri ini, Sungguh beruntung orang yang menyucikannya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya (91 : 8-10)

Mudah2an Ramadhan ini Allah bersihkan hati kitasucikan hati kita sehingga kita bisa mengenalNYA, kita bisa berbuat hanya untukNYA, Allah sehatkan badan kita untuk beribadah kepadaNYA. Semoga Ramadhan ini membuat kita menyadari bahwa hanya Allah lah yang tahu siapa hamba-hambanya yang mulia, boleh jadi teman kita berlumur dosa dan kesalahan tapi dia menyadari dan terus memperbaiki diri, mungkin lebih baik jika amal kita banyak dan merasa sudah suci dan mulia dengan amal-amal kita.

Allah tahu siapa yang menulis ini banyak melakukan kesalahan, Mudah2an Ramadhan membuat dosa kita dimaafkan, pintu syurga dibukakan dan Allah jadikan dunia ini surga bagi kita, seorang sufi Ibnu Athaillah pernah berkata Di dunia ini ada syurga, tidak akan bisa merasakan surga akhirat, orang yang tidak bisa merasakan surga di dunia, surga dunia adalah ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya

Alquran

 Kebenaran Alquran.

Alquran diturunkan 22 tahun 2 bulan dan 22 hari,  turunnya Alquran secara berangsur angsur dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman dan pengalamannya seta  memberikan manusia petunjuk bagi manusia dan pembeda (antara yang benar dan yang batil (2 : 185)  Sejak Alquran diturunkan sekitar 14 abad yang lalu, tidak ada perubahan yang terjadi dalam kitab tersebut, dan sains modern membuktikan bahwa Alquran sesuai dengan ilmu pengetahuan yang paling mutakhir. Seperti salah satunya dalam surat Yaasin ayat 38-40
Dan Matahari berjalan ditempat peredarannya (porosnya). Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui (Yaasin : 38)
Dan telah kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredarannya yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. (Yaasin : 39)
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (Yaasin : 40)
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Alquran kepada kita. Kira2 empat belas abad yang lalu dimana belum ada teropong dan alat alat lainnya untuk melihat isi antariksa, Alquran telah dengan jelas dan benar memaparkan peredaran matahari dan bulan dan ini merupakan salah satu bukti kebenaran ayat-ayat Alquran.

Salah Fungsi  quran bagi orang beriman
” Dan kami turunkan Al Quran suatu penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman..” QA : 17 : 82
Sahabat-sahabat yang baik, pernah kah kau merasa hati mu hampa, pernahkah kau merasa, hati mu kosong (potongan lagu ungu)
Ya, potongan lagu ungu tersebut, mungkin kita pernah merasakannya, hati kosong, resah, gelisah  hati. Allah yang Maha baik telah menurunkan Alquran seperti dalam ayat diatas sebagai obat dan penawar bagi hati yang gundah, resah dan mungkin sedang bermasalah
Allah yang maha baik, Yang menciptakan manusia, tentu saja tahu dengan keadaan hamba-hambanya dan DIA menurunkan Alquran sebagai obat hati yang resah menjadi tenang. Seperti dalam ayat diatas Allah menurunkan Alquran sebagai obat dan rahmat(kasih saying) Allah kepada hamba-hambanya yang beriman.
Selamat menikmati Alquran sebagai obat bagi hati kita sebagai rahmat dari Allah SWT.

Berikut beberapa keajaiban Alquran yang dikutip dari buku 7 Keajaiban Rezeki

Fenomena Keseimbangan
Jarang-jarang orang tahu, di dalam Al-Quran juga terdapat keseimbangan antonim, di mana kemunculan masing-masing kata antonim tertentu adalah seimbang. Dan berikut ini adalah segelintir di antaranya.
  • Perkataan hidup muncul 145 kali, perkataan mati muncul 145 kali.
  • Manfaat 50 kali, mudarat 50 kali.
  • Panas 4 kali, dingin 4 kali.
  • Kebijakan 167 kali, keburukan 167 kali.
  • Kelapangan 13 kali, kesempitan 13 kali.
  • Kekufuran (define) 17 kali, keimanan (define) 17 kali.
  • Kekufuran (indenfine) 18 kali, keimanan (indenfine) 8 kali.

Didalamnya juga terdapat keseimbangan sinonim.
  • Perkataan membajak muncul 14 kali, perkataan bertani mucul 14 kali.
  • Banga diri 27 kali, angkuh 27 kali.
  • Orang yagn sesat 17 kali, jiwa yang mati 17 kali.
  • Al-Quran 70 kali, wahyu 70 kali, Islam, 70 kali.
  • Akal 49 kali, cahaya 49 kali.
  • Nyata (al-jahr) 16 kali, nyata (al-‘alanniyah) 16 kali.

Ada juga keseimbangan-keseimbangan khusus.
  • Perkataan langit yang muncul 7 kali.
  • Perkataan infaq muncul 73 kali, perkataan kerelaan muncul 73 kali.
  • Perkataan hari (tunggal) muncul 365 kali. Inilah jumlah hari dalam setahun.
  • Perkataan hari (jamak) muncul 30 kali. Inilah jumlah hari dalam sebulan.
  • Perkataan bulan muncul 12 kali. Inilah jumlah bulan dalam setahun.
  • Perkataan lautan muncul 32, perkataan daratan muncul 13 kali. Hitung-hitung, rasionalnya adalah 71,1 persen banding 28,8 persen. Ternyata, inilah rasio lautan dan daratan di permukaan bumi yang sesungguhnya.
  • Perkataan Isa muncul 25 kali, perkataan Adam muncul 25 kali. Ternyata, kesamaan ini untuk menegaskan sebuah ayat, “Sesungguhnya di sisi Allah, Isa itu sama seperti Adam (QS.3:59). “Yah, sama penciptaannya, sama pula kenabiannya.
  • Dan masih banyak lagi. Ratusan. Mungkinkah ratusan fenomena serba seimbang dalam Al-Quran ini disusun oleh manusia ?

Fenomena Sains
  • Teori Relativitas Waktu dikemukakan Albert Einstein pada abad 20. sementara itu, pada abad 7 sebuah ayat di dalam Al-Quran  seolah-olah telah mengisyaratkan ini, “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan itu) naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitungan engkau (QS.32:5).”
  • Menurut Teori Big Bang, sekitar 13,7 miliar tahun silam alam semesta berasal dari satu titik tunggal yang padu, kemudian meledak. Dan 2,5 miliar tahun silam, kehidupan di bumi bermula di air, tepatnya dilaut. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan ini,”Sesungguhnya langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami mulakan segala kehidupan (QS.21:30).”
  • Menurut Teori Expanding Universe yang dikemukakan pada abad 20, alam semesta ini terus-menerus meluas. Sementara itu, belasan abad sebelumnya sebuah ayat seolah-olah telah mengisyaratkan ini,”Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami-lah yang meluaskannya (QS.51:47).”
  • Ptolemeus menganggap tat surya ini bumi-sentris (150 M), sedangkan Copernicus mengangggap matahari-sentris (1543 M). Ternyata, bumi dan matahari beredar. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan ini,” Dan matahari itu beredar di tempat peredarannya (QS.36:38).”
  • Atmosfer bumi terdiri dari tujuh lapis dan tiap-tiap lapis mempunyai peranan tersendiri. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan ini,”Maka Dia jadikan tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya (QS.41:12).”
  • Besi (Fe) tidak dihasilkan di bumi, tetapi diturunkan ke bumi melalui meteor, yang berasal dari binatang-binatang yang meletup. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan ini,”Dan Kami turunkan besi, yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (QS.57:25).”
  • Setiap detiknya, kadar air yang mengaup sekitar 16 juta ton. Angka ini sama dengan kadar hujan yang turun dalam sedetik. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan ini,”Dan Dia menurunkan air dari langit dengan kadarnya (QS.43:11).” Diketahui pula bahwa air hujan berasal dari air laut yang asin. Lagi-lagi sebuah ayat seolah-olah mengisyaratka ini,”Apakah engkau yang menurunkannya dari awan atau Kami jadikan ia asin (QS.56:69-70).”
  • Bukan lebah jantn, melainkan lebah betinalah yang membuat sarang dan mencari makan. Dua ayat dalam Surat An-Nahl atau Surat Lebah (QS.16:68-69) seolah-olah mengisyaratkan ini. Di mana tentang ayat-yat tersebut menggunakan kata kerja femina, berkisah tentang lebah yang membuat sarang dann mencari makan.
  • Kehidupan di dalam rahim memiliki tahapan, yaitu preembrionik, embrionik, dan janin. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan ini,”Dia menjadikan engkau dalam perut ibu engkau kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (QS.39:6).”
  • Dan masih banyak lagi. Ratusan. Mungknkah ratusan fenomena serba sains dalam Al-Quran ini berasal dari manusia ?


Selasa, 14 September 2010

Hakikat Puasa

Dalam Alquran, perintah berpuasa Ramadhan terdapat dalam Alquran surat Albawarah ayat 183 :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang –orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa (2 : 183)

Perintah berpuasa diwajibkan oleh Allah, kepada orang –orang yang beriman, sudahkah kita benar2 beriman kepada Allah SWT :

Ciri-ciri Orang benar-benar Beriman :
  1. Apabila disebut nama Allah gemetar hatinya
  2. Apabila dibacakan ayaat-ayat Alquran bertambah imannya
  3. Melaksanakan shalat
  4. Menginfakkan sebagian rezeki

Terdapat dalam ayat Alquran dibawah ini :

Surat 08 : 02
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat NYA kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal

Surat 08 : 03
(yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka

Surat 08 : 04
Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) disisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia

Ibadah puasa selama sebulan penuh dimaksudkan untuk medidik manusia menjadi pribadi yang bertaqwa,  seperti dalam surat 2 : 183 . Apakah ciri-ciri orang yang bertaqwa :

  1. Menjadikan Alquran sebagai petunjuk hidupnya
  2. Beriman kepada yang gaib (Allah SWT, malaikat, alam akhirat dll)
  3. Melaksanakan shalat
  4. Menginfakkan sebagian rezeki di waktu lapang maupun sempit.
  5. Yakin adanya akhirat
  6. Menahan amarahnya
  7. Memaafkan kesalahan orang lain
  8. Apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya



Seperti dalam ayat Alquran dibawah ini :

Surat 02 : 02
Kitab Alquran ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang yang bertaqwa

Surat 02 : 03
Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka

Surat 02 : 04
Dan mereka yang beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin dengan adanya akhirat

Surat 03 : 134
Yaitu orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan

Surat 03 : 135
Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah ? dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui

Karunia Allah kepada orang-orang yang bertaqwa :
  1. Surga
  2. Ampunan
  3. Jalan keluar dari masalah
Surat 03 : 133
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa

Surat 03 : 136
Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang yang beramal

Surat 65 : 2
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya DIA akan membukakan jalan keluar baginya

Surat 65 : 3
Dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)Nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.. Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu
Semoga ramadhan ini membuat  ikhlas kita  melebihi pamrih, mulia kita lebih dari kemurkaan, syukur kita lebih dari mengeluh kita, kebersamaan kita lebih dari kesendirian kita
dan pada akhir nya mudah2an membuat maaf kita lebih besar dari pada benci, Pemurah kita lebih dari kikir kita
Amin